Penerapan User Interface pada Kendaraan Otomatis
Latar Belakang
Kemajuan teknologi tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga bagaimana kita bergerak. Dalam beberapa dekade terakhir, kendaraan otomatis atau Automated Vehicle (AV) telah menjadi salah satu inovasi paling menarik dalam dunia transportasi. AV dirancang untuk melakukan perjalanan secara mandiri tanpa memerlukan campur tangan langsung dari pengemudi manusia, menjanjikan pengalaman berkendara yang lebih aman, nyaman, dan efisien.
Automated Vehicle (AV) atau kendaraan otomatis didefinisikan sebagai kendaraan yang mampu mengemudi sendiri menggunakan kombinasi teknologi sensor, kecerdasan buatan, dan sistem komunikasi yang canggih untuk memahami lingkungan, mengambil keputusan, dan melakukan navigasi tanpa kendali langsung dari pengemudi manusia (Kim et al., 2024). Secara sederhana, AV adalah kendaraan yang dapat mengemudi sendiri. Namun, fungsi kendaraan otomatis jauh melampaui hanya menggerakkan setir atau menginjak pedal gas. Kendaraan ini dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan mereka “melihat,” “memahami,” dan “bertindak” terhadap situasi di sekitarnya. Kombinasi sensor canggih, algoritma kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dan sistem komunikasi yang terhubung menjadikan AV sebagai representasi nyata dari masa depan transportasi.
Kendaraan ini dibagi ke dalam enam tingkat otomatisasi berdasarkan standar SAE (Society of Automotive Engineers), dari level 0 (tanpa otomatisasi) hingga level 5 (otomatisasi penuh). Pada level tertinggi, kendaraan dapat beroperasi dalam segala situasi tanpa bantuan manusia, menciptakan pengalaman berkendara yang benar-benar mandiri (Litman, 2017).
Teknologi AV terdiri dari berbagai komponen yang bekerja secara sinergis:
- Sensor dan Sistem Persepsi:
Sensor LIDAR, radar, kamera, dan ultrasonik memungkinkan kendaraan untuk mendeteksi kendaraan lain, pejalan kaki, serta rambu lalu lintas. Data yang diperoleh dari sensor ini diproses secara real-time untuk memetakan lingkungan sekitar kendaraan dan mengidentifikasi potensi risiko (Kim et al., 2024). - Kecerdasan Buatan (AI):
AI memungkinkan kendaraan untuk menganalisis data dari sensor, memprediksi pola perilaku pengguna jalan lain, dan mengambil keputusan berdasarkan situasi. AI juga memungkinkan kendaraan untuk belajar dari pengalaman, membuatnya semakin cerdas seiring waktu (Ma et al., 2021). - Navigasi dan Komunikasi IoT:
Teknologi GPS dan peta digital memastikan kendaraan dapat menemukan rute terbaik. Selain itu, komunikasi berbasis Vehicle-to-Vehicle (V2V) dan Vehicle-to-Infrastructure (V2I) memungkinkan kendaraan untuk bertukar informasi dengan kendaraan lain dan infrastruktur jalan, seperti lampu lalu lintas atau kamera pengawas (Oliveira et al., 2020). - Antarmuka Pengguna (User Interface):
Antarmuka pengguna yang intuitif berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara manusia dan kendaraan. Misalnya, antarmuka visual dapat menampilkan keputusan yang diambil kendaraan, sementara antarmuka auditif dapat memberikan peringatan dalam situasi kritis. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi informasi visual dan auditif membantu meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap kendaraan otomatis (Kim et al., 2024).
Saat ini, teknologi AV telah berkembang hingga tahap implementasi pada kendaraan otonom tingkat 2 dan 3. Contohnya, fitur seperti adaptive cruise control dan lane-keeping assist yang banyak ditemukan pada kendaraan modern. Kendaraan-kendaraan ini dapat mengendalikan akselerasi, pengereman, dan setir dalam kondisi tertentu, seperti di jalan raya, tetapi tetap memerlukan perhatian manusia untuk situasi yang lebih kompleks. Beberapa perusahaan, seperti Tesla dengan sistem “Autopilot”-nya, serta Waymo dan General Motors, telah memimpin dalam pengembangan kendaraan otonom yang lebih canggih. Uji coba AV di berbagai kota, termasuk San Francisco dan Phoenix, telah menunjukkan potensi besar kendaraan ini dalam mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan jalan.
Salah satu manfaat utama kendaraan otomatis adalah keselamatan. Sebagian besar kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti kurangnya konsentrasi atau pelanggaran aturan lalu lintas. Dengan teknologi yang dapat mengambil keputusan berdasarkan data, kendaraan otomatis memiliki potensi untuk mengurangi angka kecelakaan secara drastis. Namun, perjalanan menuju adopsi AV secara luas tidak tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan masyarakat terhadap teknologi ini. Pengguna sering kali merasa cemas terhadap kemampuan kendaraan untuk menghadapi situasi kritis, seperti menghindari tabrakan dalam lalu lintas yang padat. Selain itu, masalah regulasi, keamanan data, dan kesiapan infrastruktur juga menjadi isu yang harus diatasi.
Penjelasan mengenai UI
Dalam menghubungkan antara manusia dan automated vehicle diperlukan sebuah user interface yang baik bagi pengendara. User Interface merupakan sebuah tampilan yang berinteraksi dengan pengguna secara langsung yang berfokus pada penampilan atau gaya pada website/aplikasi. Desain user interface dirancang dengan memiliki tujuan membuat desain yang mudah digunakan, menarik, serta menyenangkan bagi pengguna. User Interface mencakup pemilihan warna, peletakan menu, tampilan fisik, serta bagaimana komunikasi antara program dengan pengguna. User Interface dibangun dengan memperhatikan tahapan seperti user research, design and prototyping, dan evaluation. Tujuan interaksi antara manusia dan mesin pada antarmuka pengguna (user interface) adalah pengoperasian dan kontrol mesin yang efektif dan umpan balik dari mesin yang membantu operator dalam membuat keputusan operasional.
Salah satu aspek penting dari kendaraan otonom dan semi-otonom adalah antarmuka objek otomotif atau Human Machine Interface (HMI). HMI adalah sistem yang memungkinkan komunikasi antara pengemudi, kendaraan dan sistem otonom. Desain HMI yang efektif sangat penting untuk memastikan transisi yang aman dan efisien mengemudi otonom dan semi-otonom
Ciri-ciri UI yang baik
Dalam membuat sebuah user interface, terdapat beberapa ciri-ciri user interface yang dapat diterapkan di kendaraan otomatis. Berikut merupakan ciri-ciri User Interface yang dapat diterapkan pada kendaraan otomatis.
- Kesederhanaan (Simple)
Submenu yang ditampilkan tidak boleh lebih dari tiga level untuk mengurangi kerumitan navigasi.
- Kontras Visual yang Jelas
Menggunakan warna yang sistematis untuk menciptakan efek kontras yang mudah dikenali oleh pengguna.
- Ikon yang Intuitif
Menggunakan ikon berbentuk dua dimensi agar lebih mudah dipahami dan dikenali.
- Tipografi yang Mudah Dibaca
Memilih bentuk dan ukuran font yang jelas dan mudah dibaca oleh pengemudi, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang sulit.
- Penempatan yang Ergonomis
Sistem infotainment harus ditempatkan lebih dekat dengan pengemudi agar mudah dijangkau tanpa mengalihkan perhatian dari jalan.
- Tata Letak yang Terorganisir
Layout menggunakan grid untuk membatasi jumlah informasi yang ditampilkan dalam satu layar, dengan mempertahankan elemen hit target sebesar 44×44 poin.
- Adaptasi terhadap Kondisi Lingkungan
Sistem dilengkapi dengan sensor cahaya untuk menyesuaikan kecerahan layar, mempermudah visibilitas dalam berbagai kondisi pencahayaan.
- Navigasi yang Efisien
Mengurangi jumlah tombol yang tidak penting dan memfokuskan pada fitur utama yang sering digunakan oleh pengemudi.
- Dukungan Multi-Tasking yang Aman
Sistem dirancang untuk memungkinkan pengemudi melakukan beberapa tugas tanpa memerlukan perhatian penuh, seperti menghubungkan ponsel untuk fungsi telepon atau pesan.
- Respon yang Cepat
Meningkatkan kecepatan sistem dan waktu respons untuk memastikan interaksi yang lancar dan mengurangi gangguan.
Semua karakteristik user interface tersebut bertujuan untuk mengurangi gangguan pengemudi, meningkatkan efisiensi, dan menjaga keselamatan selama berkendara.
Manfaat dari UI di kendaraan
Peran user interface tidak hanya sekedar terkait estetika saja, tetapi user interface yang baik juga memiliki pengaruh positif yang diantaranya adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan keselamatan
Suatu user interface yang didesain dengan baik dapat meminimalisir distraksi dan kebingungan yang dapat timbul. Kontrol dan tampilan yang intuitif dan jelas menjadikan pengguna menghabiskan waktu lebih sedikit untuk mengotak-atik kontrol dan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada jalan.
- Meningkatkan kegunaan
Suatu user interface otomotif yang efektif memastikan pengguna dapat dengan mudah berinterkasi dengan fitur yang dimiliki oleh kendaraan tersebut. Baik itu menyesuaikan kontrol iklim, mengatur navigasi ke suatu tujuan, atau menghubungkannya dengan ponsel, desain seperti ini bertujuan untuk membuat tugas-tugas ini dilakukan semudah, secepat, dan seintuitif mungkin.
- Personalisasi pengalaman
User interface otomotif yang modern memungkinkan adanya personalisasi tingkat tinggi. Ini artinya pengaturannya dapat disesuaikan dan kendaraannya mengingat preferensi penggunanya untuk posisi duduk, pengaturan iklim, stasiun radio favorit, dan lain-lain.
- Meningkatkan citra merek/perusahaan
Produsen otomotif menggunakan desain user interface untuk menunjukkan citra dan nilai merek mereka. Baik bertujuan untuk membangun citra mewah, sporty, atau ramah lingkungan.
- Mendorong loyalitas merek/perusahaan
User interface yang memuaskan akan mengarah kepada pengalaman berkendara yang lebih baik secara keseluruhan. Kepuasan ini terkadang berubah menjadi loyalitas merek karena kemungkinan besar pelanggan akan kembali pada merek yang menawarkan pengalaman berkendara yang menyenangkan dan intuitif.
- Memfasilitasi teknologi baru
Dengan semakin maraknya penggunaan teknologi canggih seperti sistem mengemudi otomatis dan bantuan pengemudi, user interface telah menjadi aspek penting dalam membuat teknologi-teknologi tersebut mudah diakses dan dimengerti oleh pengguna. Desain user interface yang baik menjembatani pengguna dan teknologi otomotif yang kompleks dengan menyederhanakan interaksi pengguna sehingga pengemudi dapat dengan mudah menggunakan fitur-fitur tersebut.
Penerapan UI di kendaraan
Perkembangan teknologi user interface dalam meningkatkan kenyamanan pengguna telah diadaptasi di berbagai kendaraan dan telah diproduksi secara massal di Indonesia. Pada produk keluaran BMW, yaitu seri 3 sedan mengenalkan BMW Intelligent Voice Assistant. VA ini memberikan pengalaman yang menarik dimana pengendara dapat berinteraksi secara langsung dengan mobil hanya lewat sapaan “Hei/Hai/Halo BMW” sehingga pengendara dapat dengan mudah mengakses fitur-fitur yang ada pada kendaraan. Hal ini berdampak pada pengurangan multitasking yang seringkali perlu dilakukan oleh pengemudi ketika tidak memiliki asisten yang proaktif. Adanya bantuan dari asisten proaktif dianggap memiliki dampak yang baik pada pengurangan beban kognitif pengendara saat sedang mengemudi. Terdapat beberapa fitur yang dapat dilakukan oleh BMW IVA yaitu perintah suara untuk mengubah suhu dan menghubungi orang, navigasi cerdas untuk pemetaan real time berdasarkan kondisi lalu lintas, dan dapat diintegrasikan dengan smartphone. Dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh IVA, tentunya beberapa pengguna seringkali menginginkan adanya pilihan untuk bisa mematikan fitur IVA ini.
Penerapan user interface pada kendaraan bermotor memiliki banyak keuntungan salah satunya keselamatan. Fitur haptic feedback yang telah dikembangkan menjadi salah satu inovasi untuk meningkatkan kenyamanan pengemudi. Pada BMW seri M fitur haptic feedback telah menjadi kegemaran pengguna mobil. Hal ini dikarenakan sistem ini dapat mengurangi beban kognitif dengan cara memberikan peringatan dalam bentuk getaran tentang potensi bahaya seperti keluar jalur ataupun pemberitahuan adanya kendaraan lain di blind spot. Fitur ini menguntungkan karena dapat mengurangi kewaspadaan pengemudi tanpa harus melihat sisi lain jalan selama mengemudi.
Kesimpulan
Penerapan user interface (UI) pada kendaraan otomatis memiliki peran penting dalam meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi penggunaan teknologi kendaraan otonom. Dengan desain yang intuitif, UI dapat meminimalisir distraksi pengemudi, meningkatkan pengalaman berkendara, serta memfasilitasi interaksi yang lebih baik antara manusia dan sistem kendaraan. Fitur-fitur seperti haptic feedback, voice assistant, dan navigasi berbasis AI membantu pengguna dalam mengoperasikan kendaraan dengan lebih mudah dan aman. Namun, tantangan seperti keamanan data, regulasi, dan penerimaan masyarakat masih perlu diatasi untuk mencapai adopsi teknologi yang lebih luas. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, UI dalam kendaraan otomatis diharapkan terus berkembang untuk mendukung sistem transportasi yang lebih cerdas dan responsif.
Daftar Pustaka
Anggraeni, F. I., & Gunawan, T. P. (2021). Sistem Segmentasi Jalan dan Objek untuk Kendaraan Otonom Menggunakan Kamera RGB-D. Jurnal Teknik ITS, 10(2), 239–244. https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/110848/7412
Diputra, F. R., & Indrojarwo, B. T. (2017). Pengembangan UI/UX Mobil Honda Mobilio untuk Meminimalisir Kecelakaan dengan Konsep Clean and Simple. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2).
Litman, T. (2017). Autonomous vehicle implementation predictions. Victoria Transport Policy Institute.
Kim, S., He, X., van Egmond, R., & Happee, R. (2024). Designing user interfaces for partially automated Vehicles: Effects of information and modality on trust and acceptance. Transportation research part F: traffic psychology and behaviour, 103, 404-419.
Klau, M. J. M., Rusdianto, E., & Handarkho, Y. D. (2022). Perancangan user interface dan user experience pada aplikasi mobile E-Lintas dengan menggunakan metode user-centered design. Jurnal Informatika Atma Jogja, 3(2), 134–140.
Kurniawan, F., & Nugroho, A. (2021). Eksplorasi Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Kendaraan Otonom. Jurnal Logic Loom, 7(4), 105–112.
Schmidt, M., Minker, W., & Werner, S. (2020, May). How users react to proactive voice assistant behavior while driving. In Proceedings of the Twelfth Language Resources and Evaluation Conference (pp. 485-490).
Utami, M. P., Heriyanto, L., & Rozi, M. F. (2024). Peran antarmuka objek otomotif dalam mengemudi otonom dan semi-otonom dengan metode literatur komprehensif. Sistem Informasi Industri Otomotif.
Wulantari, I. G. P. A. P., Wirdiani, N. K. A., & Buana, P. W. (2021). Penerapan metode human centered design dalam perancangan user interface (Studi kasus: PT. X). JITTER – Jurnal Ilmiah Teknologi dan Komputer, 2(3), 134–140.
Wibowo, R., & Sulistyo, E. (2020). Peran Antarmuka Objek Otomotif dalam Mengemudi Otonom dan Semi-Otonom. Jurnal Manajemen dan Teknik Industri, 11(3), 123–132. https://jurnal.stmi.ac.id/index.php/jmeis/article/download/268/122
Zen, C. E., Namira, S., & Rahayu, T. (2022). Rancang ulang desain UI (User Interface) company profile berbasis website menggunakan metode UCD (User Centered Design). Seminar Nasional Mahasiswa Ilmu Komputer dan Aplikasinya (SENAMIKA), 17
Comments are closed